Sabtu, 12 September 2009

Asmaul Husna

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim,
lalu Dia melindungimu.

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,
lalu Dia memberikan petunjuk.

Serta Dia mendapatimu butuh,
lalu Dia memberi kecukupan pada-mu ?”
[QS. Adh-Dhuha : 6-8]
***********************************************************
Asmaul Husna
Ash Shamad


Umumnya ulama bahasa dan ulama tafsir memahami arti ash-Shamad sebagai Dia yang kepada-Nya lah tertuju semua harapan makhluk. Dia yang dimohonkan memenuhi kebutuhan makhluk serta menanggulangi segala kesulitan mereka. Sehingga apabila dilihat dalam buku-buku yang membahas tentang Asma 'al Husna, makan kita temua pengertian ash-Shamad sebagai Yang Maha Dibutuhkan.


Dalam al Qur'an, kata ash-Shamad hanya ditemukan sekali, yaitu pada ayat kedua dari surat al-Ikhlas ; "Allaah ash-Shamad". Ayat ini menjelaskan bahwa Allah sajalah tumpuan harapan satu-satunya dan pada saat membutuhkan sesuatu, memohonlah hanya kepadaNya.

Manusia, sebagai yang diciptakan dengan karunia akal untuk berpikir serta kemampuan untuk memilih, sudah seharusnyalah apabila bermaksud dan berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu harus mencari cara yang paling tepat untuk sampai pada maksud dan keinginan itu. Dan yang mendasari cara yang dipilih itu, haruslah rasa penyerahan diri pada kemampuan Allah yang akan menyelesaikan segala urusan dan rasa butuh akan pertolongan Allah.

Manusia yang ingin meneladani sifat Allah ini, terlebih dahulu dituntut untuk mengarahkan motivasi dari segala aktivitasnya kepada dan demi karena Allah semata.

Allah, bagi manusia haruslah menjadi pangkalan tempat bertolak serta pelabuhan tempat bersauh.

Dalam hubungan dengan sesama manusia, ketika meneladani sifat ini, kitapun harus berusaha untuk menjadi tumpuan harapan atau dengan kata lain, bisa diandalkan. Ingatlah pesat Rasulullah saw ; "Siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya (sesama makhluk Allah) maka Allah akan memenuhi pula kebutuhannya.

Sesungguhnya, kebutuhan orang lain akan diri kita adalah salah satu bukti ni'mat Allah untuk kita. Oleh karenanya, janganlah jemu utnuk memenuhi kebutuhan orang lain, menolong baik secara lahir maupun batin, karena bila kita jemu akan kebutuhan orang lain, artinya kita jemu menerima ni'mat-Nya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

------------------------------
sumber : "Menyingkap Tabir Ilahi", Al-Asma' al-Husna dalam Perspektif Al Qur'an, M. Quraish Shihab, Penerbit Lentera Hati, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar