Senin, 21 September 2009

Sifat yang paling menonjol dari seorang pemimpin yang baik

Sifat yang paling menonjol dari seorang pemimpin yang baik

Sifat-sifat apa saja yang harus dipersiapkan untuk anak-anak kita yang pada gilirannya nanti akan menjadi pemimpin di masa datang ? Islam leweat Rasulullah Saw telah memberikan teladan dengan sifat-sifat beliau khususunya pada waktu berniaga, memimpi karena beliau adalah presiden, kepala negara, panglima perang, imam rohani, pedagang dan kepala keluarga yang baik. Seluruh tingkah laku dan pelajaran yang diberikan kepada kita bisa diterapkan di jaman modern ini, tidak lekang oleh usia dan tidak ketinggalan jaman, karena yang beliau ajarkan semua mengacu pada kebenaran.  Menurut Andi Faisal Bakti, Guru besar Ilmu Komunikasi Islam, Fakultas Dakwah dan komunikasi, dan sekolah pasca sarjana, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,  Sifat yang ditunjukkan oleh Rasulullah memiliki 5 prinsip utama yaitu S-I-F-A-T ( Shiddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah dan Tabligh ).Semua pesan itu akan jauh meresap lebih dalam pada anak-anak calon pemimpin masa depan dengan suri tauladan lingkungan disekitarnya terutama orang tuanya.

Shiddiq, yang berati Jujur, Seorang pemimpin yang baik memiliki mental dan hati nurani yang matang, bukan saja dengan transparansi pada pekerjaan yang dia lakukan, baik di pemerintahan, perdagangan ataupun pekerjaan lainnya.  Shiddiq adalah wilayah Qalbiyah, yang lebih dalam dari sekedar transparansi laporan yang bisa saja di rekayasa, dikelabui dengan markup.  Shiddiqnya Rasulullah adalah julukannya Al Amin yang didapatnya sejak masih muda.

Kedua adalah Istiqamah, yang bermakna teguh dalam kebenaran.  Sifat kemepimpinan beliau bertumpu pada ketegaran dalam jiwa, agar tidak dapat bergeser dalam rayuan, bujukan dan paksaan. Riwayat-riwayat menceritakan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir agar beliau mau mengakui agama mereka, bahkan rayuan dengan harta benda dan wanita tidak beliau indahkan. Konsistensi dan komitment yang beliau terapkan dalam hidupnya sehari-hari dan perniagaannya menjadikan perniagaan beliau adalah perniagaan yang profesional. Tidak pernah menyembunyikan barang busuk atau cacat dalam tumpukan barang baik, tepat janji, dan selalu mementingkan win-win solution merupakan ciri khas yang seharusnya bisa kita contoh.


Fathanah berkaitan dengan kecerdasan, baik kecerdasan rasio, rasa maupun kecerdasan ilahiyah. Semua kecerdasan ini dapat dilatih dengan ilmu-ilmu yang baik dan guru2 yang baik. Dan karena kita sangat beruntung memiliki Rasulullah sebagai contoh, dengan mudah kita dapat menceritakan sifat-sifat beliau kepada anak-anak kita.  Beliau adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan dengan Misi dan Visi kebenaran, yaitu Islam. Beliau dapat melihat kekuatan dan kelemahan organisasi dan memperhitungkan kesempatan atau peluang dan ancaman dari luar, tidak hanya dalam pengembangan Islam sebagai misi terbesarnya, bahkan dalam perdaganganpun Beliau adalah pedangang yang andal, tahu kapan dan bagaimana bertidak dengan kemampuannya mencerna informasi dan data-data yang dimiliki. Bahkan orang2 Kafir pun sangat senang berniaga dengan beliau.

Amanah, adalah sifat yang diparalelkan dengan konsep accountabilty, dapat dipercaya. Beliau pernah menjadi pekerja yang sangat dipercaya oleh majikannya. Walaupun majikannya bukan seorang muslim tapi Rasulullah memberikan kita contoh untuk bekerja dengan menjaga nama baik adalah sangat terhormat. Bukan saja konteks tanggungjawab antara manusia dengan manusia, tapi lebih pada keyakinan bahwa dia selalu dalam pengawasan malaikat yang senantiasa mencatat kebaikan dan keburukannya untuk dipertanggungjawabkan dikmudian hari.

Tabligh, adalah sifat kepemimpinan Nabi yang disejajarkan dengan kamampuan berkomunikasi. Seorang pemimpin yang baik dapat memberikan arahan kepada organisasinya, dapat memetakan dan menceritakan target dan tujuan mereka sehingga semangat dari rekan organisasinya dalam bekerja dan berusaha akan meningkat drastis. Walaupun begitu beliau selalu menghiasi hampir seluruh perkataannya dengan lemah lembut. Nabi Shallalhu 'alaihi wa sallam : " Ya Allah, barang siapa yang berlemah-lembut terhadap umatku maka berlemah lembutlah terhadapnya, dan barang siapa mempersulit umatku maka persulitlah dia " ( HR. Ahmad ).

Sifat-sifat kepemimpinan Rasulullah ini juga banyak mengilhami pakar2 pendidikan dan management modern, salah satunya adalah William S Frank ( Denver Businness Journal ) yang bukan orang Muslim tetapi memberikan teorinya tentang sifat-sifat pemimpin yang baik :
    1. Visionary ( Sanggup membuat Misi dan Visi untuk organsiasinya )
      Seorang pemimpin yang baik, mampu membuat cita-cita organisasinya, dia adalah seorang pemimpi yang haus akan ilmu yang berguna.  Dengan ilmunya di memetakan cita-citanya sehingga setiap orang dalam organisasinya dapat mengetahui akan dibawa kemana organisasinya itu.  Setiap cita-cita memerlukan ide yang banyak, yang didapatnya dengan ilmu yang berguna. Kebalikan dari Rasulullah, mendapatkan ilmu yang salah untuk meraih cita-cita,  akan menciptakan pemimpin monster seperti sudah dicontohkan dalam sejarah seperti Hitler dan Firaun, yang melakukan pembantaian untuk "membersihkan dunia", yang mencari kekayaan untuk pribadi dan bahkan menyatakan diri mereka sebagai Tuhan.
         2.  Inspirational ( Menjadi Inspirasi bagi teamnya )
        Seorang pemimpin yang baik yang dapat menggambarkan cita-citanya itu dengan baik sehingga menjadi cita-cita bersama.  Dan paling penting dia dapat memberikan inspirasi atau suri tauladan yang membangkitkan semangat kepada seluruh anggota organisasi, bahkan orang lain disekitar dia yang tidak langsung berhubungan dengan organsasinya, Bukan berarti seorang pemimpin yang baik harus lahir sebagai seorang pemvbicara besar, tapi dengan berlatih, berlatih dan berlatih kemampuan memberikan semangat dengan contoh, tingkah laku dan suri tauladan pada anggota teamnya dapat ditingkatkan.

        3. Strategic. ( Mampu membuat strategi )
        Ketika sebuah cita-cita sudah dipetakan, untuk dapat meraihnya seorang pemimpin yang baik dapat membuat strategi dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan dari organisasinya, yang kemudian di selaraskan dengan Ancaman dan kesempatan yang terbuka diluar sana.  Analisa kesempatan dan ancaman dari luar yang baik akan dibuatnya untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan bila organisasinya mau mencapai cita-cita bersama itu. Dengan kemampuan analisa itulah dia akan berusaha mengembangkan kekuatan teamnya, dan memperkecil kelemahannya untuk bersama mencapai cita-cita.

        4. Tactical ( membuat keputusan berdasarkan data )
        Pemimpin yang baik setelah memilki strategi dan rencana jangka panjang, akan membagi-bagi taktik ( dalam jangka pendek ) dengan berdasarkan data, fakta tanpa melewati alur rencana.   Ketika mata-mata memberitakan adanya musuh berkuda yang kuat dari kaum kafir Quraish dalam sebuah perang. Rasulullah memerintahkan pasukan pemanah untuk menunggu di sebuah bukit, sementara beliau memimpin pasukan pedang melakukan perlawanan di dataran yang lebih rendah.  Semua itu berhasil melemahkan musuh tapi hanya karena tidak menurutnya sekelompok pasukan panah yang tergiur dengan barang pampasan perang dari pasukan kuda yang berhasil mereka usir, Sebuah pasukan kuda berhasil menyergap mereka ketika mereka sedang bergembira dalam hadiah pampasan perang. Bila seorang pemimpinan perniagaan tidak memiliki kemampuan kuat dalam hal finansial, dia akan mencari dan memiliki bawahan yang mampu memberinya data-data finansial, bagaimanapun Islam mengajarkan kita untuk profesional.

        5. Focused ( Terarah pada satu target yang sudah di sepakati )
        Dengan satu Visi dan Misi yang tergambarkan jelas sebagai target, Pemimpin yang baik akan membuat rencana dalam menyelesaikan satu demi satu tangga menuju cita-citanya tersebut.  Leader yang kurang baik kurang mampu memilah target atau tugas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu, dia tidak dapat menentukan anak tangga mana dulu yang harus di pijak dan pikirannya dikaburkan dengan banyaknya target2 kecil sehingga keputusannya selalu berubah-ubah, sehingga tanpa disadari seringkali dia membawa organisasinya mundur kebelakang, bahkan terjerumus pada jurang yang dalam. Pemimpin besar yang berhasil memiliki penuntun dalam menaiki tangga cita-citanya yaitu Tuhan.

        6. Persuasive ( Mampu berbicara, meyakinkan dan membujuk )
        Kemampuan persuasi bukan hanya dibutuhkan oleh orang marketing, pemimpin yang baik dapat membawakan cara pandang berdasarkan logika, alasan tanpa mengikuti emosi.  Beberapa pemimpin yang kurang baik tidak memiliki kecerdasan komunikasi sehingga setiap berbicara hasilnya adalah ucapan yang menyakitkan bagi lawan bicaranya, Sementara leader yang baik akan memiliki anak buah yang selalu bersemangat karena bujukannya bukannya hasil dari intimidasi atau menakut-nakuti.  Leader yang baik disegani bukan ditakuti, untuk itu dia perlu memiliki ilmu dalam berdiskusi dari hati ke hati. Mereka bertindak adil, mampu memberikan penghargaan bagi anggotanya yang berprestasi dan siap menghukum pada orang yang bersalah. Aisyah r. a.  mengungkapkan bahwa Rasulullah pun akan tega memotong tangan anak kesayangannya Fatimah bila dia memang terbukti mencuri. 

        7. Likeable ( Disukai )

        Pemimpin yang baik disukai disukai bukan saja oleh anak buah atau majikan tapi juga oleh oleh orang-orang disekitarnya. Mereka mungkin saja seorang ilmuwan, guru, engineer, atau bahkan seorang teknisi mesin, tapi mereka tidak saja tahu kelebihan orang lain tapi bahkan mampu membuat orang itu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, dan membantu orang tersebut mengalahkan kekurangannya. Mereka memiliki kecerdasan emosi dan mampu membantu menyelesaikan pertikaian anak buahnya dengan lembut, dan menyenangkan. Dia juga ingin bisa diterima oleh lingkungan  sekitarnya dengan kharisma dan disukai karena kebaikan hatinya.

        8, Decisive ( Membuat keputusan cepat bila dibutuhkan )

        Mampu memutuskan dengan cepat, bahkan seringkali dengan data yang minim. Seorang pemimpin yang baik percaya Tuhan selalu membantunya dalam setiap keputusan. Dalam keadaan data yang kurang lengkap, dia akan melakukan keputusan terbaik saat itu, bahkan bila akhirnya diketahui bahwa keputusannya itu salah, tapi keputusan tsb masih jauh lebih baik daripada tidak melakukan apapun juga. Dia juga sangat bertanggunjawab dengan setiap perbuatannya.

        9. Ethical ( Memiliki moral yang baik )
        Pemimpin yang baik yang berharap akan dicontoh dan ditiru oleh bawahannya akan selalu terus terang, mereka tidak segan dan takut untuk menuntut hal yang benar dan mereka selalu percaya tidak akan ada yang dapat mengalahkan kebenaran. Mereka akan terus menerus tanpa bosan mengajak anak buahnya dan orang sekitarnya untuk mengerjakan hal-hal yang benar.

        10. Open to Feedback ( Menerima masukan )
        Sebagai orang yang selalu ingin mendapatkan perbaikan yang terus menerus, dia tidak segan bahkan sangat senang bila mendapatkan masukan bahkan cercaan yang ditujukan kepadanya. Seorang yang sombong akan sakit hati dengan cercaan, kebalikannya orang yang rendah hati akan menerima semua cercaan untuk dicerna dalam otaknya. Semua itu akan diolah dengan akal yang sehat ( bukan dengan emosi ) untuk kebaikan dirinya.  Setiap kegagalan tidak membuatnya putus asa dan akan terus menerus mencoba.  Ketika Jibril bersedih karena Rasulullah dilempari oleh batu oleh sebuah desa tempat Beliau mengajarkan Islam, Jibril berkata bahwa mudah saja baginya untuk menjepitkan desa itu pada dua buah gunung yang mengapitnya.  Rasulullah hanya berkata, biarkan saja, apabila bukan mereka yang memeluk Islam, semoga anaknya atau anak dari anaknya.Rasulullah mengajarkan kita bahwa Putus asa dari Rahmat Allah adalah termasuk dosa besar yang harus dihindari, karena sebetulnya setiap masalah yang berhasil kita atasi akan membawa kita lebih dekat dengan Ridha Allah, dan kita bisa menjadi manusia yang lebih baik - dan lebih baik lagi. Dan dalam kasus itu juga Rasulullah mengajarkan kita bahwa cercaan pedas bisa saja kita dapatkan bahkan ketika kita mengajak pada kebenaran.

        Semoga kita mendapatkan ilmu yang berguna. dan hari-hari kita sekarang dan mendatang bisa lebih baik dari hari kemarin. Itulah mengapa kita mengenal frase "Present"  - ( Hadiah),  Gunakanlah hadiah hari ini dengan sebaik-baiknya.

        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar